top of page
Search

SEJARAH SOESMANS KANTOOR

  • Writer: afs1866soesmans
    afs1866soesmans
  • Dec 1, 2021
  • 2 min read

Soesmans Kantoor adalah salah satu gedung bergaya eropa di dalam kawasan Kota Lama Semarang. Gedung didirikan pada tahun 1866 pada masa kolonial belanda. Bangunan cagar budaya ini diresmikan pada tahun 1992 oleh Pemerintah Kota Semarang dengan nama resmi Borsumij Wehry Indonesia. Struktur bangunan yang ada dalam gedung ini masih sama seperti bangunan aslinya tanpa melewati perubahan model. Pondasi gedung ini terbuat dari batu dengan struktur bata sebagai penyangga. Dinding terbuat dari bata yang diplester dan dicat. Ornamen seperti relief batu, keramik, jendela, pintu, semua masih sama seperti aslinya.



gambar gedung sebelum dan sesudah direnovasi


Bangunan gedung Soesmans Kantoor memiliki panjang 41,86m dan lebar 36,17m dengan pintu utama gedung menghadap barat laut searah dengan jembatan mberok. Hal ini dikarenakan pada masa kolonial belanda jembatan mberok merupakan satu-satunya akses masuk kawasan Kota Lama Semarang.

Keunikan gedung ini adalah mempunyai balkon bagian atas berbentuk melengkung. Pada balkon lantai dua terdapat tulisan "Soesmans Kantoor" sehingga diharapkan dapat dilihat dari kejauhan sebagai identitas gedung ini.


Keunikan lain dari gedung ini terletak pada ke-empat tiang besar nan kokoh yang berada diruang utama. Jika kita perhatikan lagi, penggunaan empat tiang penyangga ini hampir sama dengan rumah-rumah tradisional yang ada di pulau jawa, terutama pada kebudayaan solo dan jogja.


SEJARAH BANGUNAN

Soesmans Kantoor berdiri tahun 1866, gedung ini sempat difungsikan sebagai gedung perkantoran sebuah perusahaan ekspor dan impor kuda dan penyedia jasa pekerja yang akan dipekerjakan di pertambangan dan pekerbunan karet. Perusahaan yang didirikan oleh FJH Soesmans ini bernama Soesman & co.

Pada tahun 1898 perusahaan ini berganti nama menjadi Soesmans Emigratie, Vendu, and Comissie Kantoor. Tidak jauh berbeda dengan perusahan sebelumnya, perusahaan ini bergerak pada bidang yang sama serta sebagai penyedia peralatan mewah dan peralatan dari kulit yang didatangan langsung dari Belanda.

Setelah kemerdekaan, gedung ini berubah nama menjadi Borsumij Wehry. Sangat disayangkan setelah gedung ini kosong, gedung ini berubah menjadi pemukiman liar dan sebagai tempat untuk sabung ayam bagi warga sekitar.

Pada tahun 2017 gedung ini dipilih sebagai latar tempat film Wage, film yang menceritakan mengenai tokoh penting dalam kemerdekaan Indonesia Wage Rudolf Supratman. Selain itu, Soesmans Kantoor beberapa kali dijadikan lokasi kegiatan seperti Festival Literasi Patjar Merah, Pameran Karya Rectoverso, dan dua kali menjadi salah satu lokasi Festival Kota Lama.

Mulai Agustus 2020 Gedung Soesmans Kantoor telah dialihfungsikan sebagai pusat pembelajaran bahasa (YES Bahasa), ruang pameran atau acara lainnya (Art From Soesmans 1866), serta restoran (4U), dan kafe (Chun Fun How).
 
 
 

Comments


Post: Blog2_Post
  • Facebook
  • Twitter
  • LinkedIn

©2021 by AFS 1866. Proudly created with Wix.com

bottom of page